BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Hadits adalah sumber hokum islam
(pedoman hidup kaum muslimin) yang kedua setelah al-Qur’an. Dan bagi mereka
yang telah beriman kepada Allah SWT dan al-Qur’an adalah sebagai sumber hokum
islam. Maka secara otomatis harus percaya bahwa sunnah sebagai sumber hokum
islam juga.
Cara untuk mendapat hidayah dan mensyukuri nikmat Allah dengan menuntut
ilmu adalah jalan yang lurus untuk dapat membedakan antara yang hak dan yang
bathil, tauhit dan syirik, sunnah dan bid’ah, yang ma’nih dan mungkar, dan
antara yang bermanfaat dan yang membahayakan. Menuntut ilmu akan menambah
hidayah serta bahwa membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Teks
Hadits
ﺤﺪﺷﻦ
ﻤﺴﺪﺪ ﻘﺍﻝ
ﺤﺪﺷﻦ ﺇﺴﻤﺍ
ﻋﻴﻝ ﺑﻦ ﺇﺑﺭ ﮪﻴﻢ
ﻘﺍﻝ ﺃﺧﺑﺭ
ﻨﺍ ﺃﺑﻮﺤﻴﺍ
ﺍﻠﻴﺘﻤﻰ ﺤﺪﺛﻦ
ﺤﻔﺾ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ,ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﻮﻦ
ﻋﻦ ﺍﻠﺤﺍﺮﺚ
ﺑﻦ ﻋﻤﺮ
ﻮﺍﺑﻦ ﺃﺧﻲ
ﺍﻠﻤﻐﻴﺮﺓ ﺑﻦﺸﺑﻌﺔ, ﻋﻦ
ﺃﻨﺍﺲ ﻤﻦ ﺃﻫﻝ ﺤﻤﺺ
ﻤﻦ ﺍﺼﺤﺍﺏ
ﻤﻌﺫ ﺑﻦ ﺟﺑﻝ : ﺍﻦ ﺭﺴﻮﻝ ﺍﷲ ﺺ.ﻢ. ﻟﻢ ﺍﺭﺍﺪ
ﺍﻦ
ﻴﺒﻌﺲ ﻤﻌﺍﺬ
ﺍﻠﻰ ﺍﻠﻰ
ﺍﻠﻴﻤﻦ ﻗﺍﻞ
:ﻜﻴﻑ ﺘﻗﺿﻲ
ﺍﺬﺍ ﻋﺭﺾ
ﻠﻚ ﻗﺿﺍﺀ ? ﻗﻞ
:ﺃﻗﺿﻲ
ﺑﻜﺘﺍﺐ ﺍﷲ.ﻗﺍﻞ : ﻓﺇﻥ ﻟﻡ ﺘﺠﺩﻱ
ﻓﻲ ﻜﺘﺍﺐ
ﺍﷲ ? ﻗﺍﻞ : ﻓﺑﺴﻨﺔ ﺮﺴﻮﺍﷲ
ﺺ.ﻡ . ﻓﺇﻦ ﻠﻡ
ﺘﺟﺪﻱ ﻓﻲ ﺴﻨﺔ ﺮﺴﻮﺍﷲ ﺺ.ﻡ
. ﻮﻻ ﻓﻲ ﻜﺘﺍﺐ ﺍﷲ ?ﻗﺍﻞ :ﺇﺠﺘﻬﺪ ﺒﺮ ﺍﻴﻲ
ﻭﻻﺍﻠﻭ.
ﻓﺿﺮﺏ ﺮﺴﻮﺍﷲ ﺺ.ﻡ
.ﺼﺪﺮﻩ )ﻭﻗﺍﻝ(ﺍﻠﺤﻤﺪﻞ ﺍﷲ ﺍﻟﺫﻱ ﻭﻓﻖ ﺮﺴﻮﺍﷲ
ﺺ.ﻡ.
ﻴﺮﺿﻲ ﺮﺴﻮﺍﷲ )ﺮﻭﺍﻩ ﺍﺑﻭﺩﺍﻭﺩ (
B. Skema
Hadits
ﻤﺴﺪﺪ
ﺇﺴﻤﺍﻋﻴﻝﺑﻦﺇﺑﺭﮪﻴﻢ
ﺃﺑﻮﺤﻴﺍﺍﻠﻴﺘﻤﻰ
ﺤﻔﺾﺑﻦﻋﻤﺮ
ﺃﺑﻲﻋﻮﻦ
ﺍﻠﺤﺍﺮﺚﺑﻦﻋﻤﺮ
ﻮﺍﺑﻦﺃﺧﻲﺍﻠﻤﻐﻴﺮﺓ
ﺃﻨﺍﺲ
ﺃﻫﻝﺤﻤﺺ
ﺍﺼﺤﺍﺏﻤﻌﺫﺑﻦﺟﺑﻝ
ﺭﺴﻮﻝﺍﷲﺺ.ﻢ
C. Arti
Mufradat
ﺘﻘﺿﻲ : Memutuskan
ﻘﺿﺍﺀ : Suatu Perkara
D. Terjemahan
Kami meriwayatkan dari Musaddad,
kami meriwayatkan dari Ismail Ibrahim, kami meriwayatkan dari Abu Hayan
al-Taimi, kami meriwayatkan dari Hafad bin Umar dari Abi Iwan ari Al Hars bin
Umar dan anak saudaraku al-Mughairah bin Syu’bah dari Anas keluarga Hamshi dari
sahabat Mu’az diutus ke Yaman. Bersabda
Rasul: Bagaimana engkau memutuskan apabila datang kepadamu suatu perkara? Mu’az
berkata, Aku memutuskan dengan kitab Allah SWT (al-Qur’an), bersabda Rasul,
maka jika kamu tidak menemukannya dalam kitab Allah SWT, berkata Mu’az, Maka
dengan Sunnah Rasul SAW, Bersabda Nabi, jika kamu tidak memperoleh pada sunnah
Rasulullah dan tidak pada kitab Allah? Berkata Mu’az, maka aku memutuskan
dengan ijtihadku sendiri dan tidak asal-asalan. Bersabda Rasul, “ Segala puji bagi
Allah yang taufiq kepada utusan-utusan Allah (Rasulullah) yang meridhoi Rasul
Allah (H.R. Abu Daud)
E. penjelasan
Kasih sayang, Wajib dimiliki oleh setiap pendidik sehingga
proses pembelajaran yang diberikan menyentuh hingga ke relung kalbu. Implikasi
dari sifat ini adalah pendidik menolak untuk tidak suka meringankan beban orang
yang dididik.
Ó£JptC ãAqߧ «!$# 4 tûïÏ%©!$#ur ÿ¼çmyètB âä!#£Ï©r& n?tã Í$¤ÿä3ø9$# âä!$uHxqâ öNæhuZ÷t/ (
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang
yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka…” (Qs. Al-Fath: 29)
Sabar, Bekal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang
pendidik yang sukses, keragaman sikap dan kemampuan memahami yang dimiliki oleh
anak didik menjadi tantangan bagi pendidik. Terutama bagi anak didkk yang
lamban dalam memahami materi dibutuhkan kesabaran yang lebih dari pendidik
untuk terus mencari cara agar si anak didik bias setara pemahamannya dengan
yang lainnya.
$ygr'¯»t z`Ï%©!$# (#qãZtB#uä (#qãYÏètGó$# Îö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB tûïÎÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÌÈ
Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu[1], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar. (Qs. Al-Baqarah: 153)
Cerdas, seorang pendidik harus mampu menganalisis setiap
masalah yang muncul dan memberikansolusi yang tepat untuk mengembangkan anak
didiknya. Itu merupakan wujud dari sifat cerdas. Kecerdasan yang dibutuhkan
tidak Cuma intelaktual namun emosional dan spiritual.
Tawadhu’, Pantang bagi seorang pendidik memiliki sifat
arogan (sombong) meski itu kepada anak didiknya. Rasulullah mencontohkan sifat
tawadhu’ kepada siapa saja baik kepada yang tua maupun yang lebih muda dari
beliau. Sehingga tidak ada jarang yang renggang antara pendidik dengan anak
didik dan akan memudahkan pembelajaran dan memperkuat pengaruh baik pendidik
kepada anak didik kerana penghormatan. Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari
karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-anda mereka tampak pada muka mereka dari
bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam taurat dan sifat-sifat mereka
dalam injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak lurus diatas
pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal Shaleh
di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# 4n1qèÛ óOßgs9 ß`ó¡ãmur 5>$t«tB ÇËÒÈ
29. orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka
kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.
( Qs. Ar-Ra’d:
29)
Bijaksana,
Seorang pendidik umat tidak boleh mudah terpengaruhi dengan kesalahan bahkan
oleh keburukan yang dihadapinya dengan bijaksana dan lapang dada sehingga akan
mempermudah baginya memecahkan sebab-sebab permasalahan tersebut.
Pemberi maaf,
Anak didik yang ditangani oleh pendidik umat tentunya tidak luput dari
kesalahan maupun sikap-sikap yang tidak terpuji lainnya. Maka dari itu pendidik
umat dituntut untuk mudah memberikan maaf meskipun ada sanksi yang diberikan
kepada anak didk yang menjadi pelaku kesalahan sebagai bagian dari edukasi.
Kepribadian
yang kuat, Sanksi bias jadi tidak diperlukan dalam mengedukasi anak didik
jika seorang pendidk umat memiliki kepribadian yang kuat (kewibawaan, tidak
cacat moral, tidak diragukan kemampuannya) sehingga memunculkan apresiasi dari
anak didik, bukannya apriori. Sehingga secara otomatis bias mencegah terjadinya
banyak kesalahan dan mampu menanamkan keyakinan dalam diri anak.
Yakin
terhadap tugas pendidikan,
Rasulullah dalam menjalankan tugas mengedukasi umat selalu optimis dan
penuh keyakinan terhadap tugas yang diembannya. Patutlah jika pendidik uamt
juga memiliki sifat ini yaitu yakin usaha akan sampai, karena allah SWT akan
mempercepat pemberian terhadap manusia yang memiliki keyakinan tinggi terhadap
keberhasilan setiap tugas yang dilakukan sesuai dengan hadits Qutsi bahwa Allah
sesuai dengan prasangka hamba-Nya.
Sifat-sifat diatas menjadi bekal dan support bagi pendidik umat untuk
berhasil dalam mengimplementasikan strategi yang disusunya. Rasulullah sebagai
pendidik memiliki strategi pendidikan yang penting diketahui. Strategi tersebut
terdiri dari metode, aksi yang diperlukan dalam mendapatkan hasil yang maksimal
untuk pendidikan islami. Metode yang dilakukan Rasulullah SAW meliputi
Spritual-Mentality
Building, RAsulullah meletakkan pendasi mental berlandaskan aqidah yang
kuat terhadap kaum muslimin semasa itu, karena jika pendidikan tidk dimulai
dari diri, maka apapun manifestasi pendidikan tersebut hanyalah manipulatif.
Pembentukan mental islam yang kuat akan menghindarkan anak didik dari penyakit
hati seperti benci, dengki, buruk sangka, sombong, bohong, pesimis, dan
sebagainya. Jika seseorang telah mampu mengeliminasi penyakit hati, maka orang
tersebut berpotensi besar untuk sukses.
Applicable,
Allah SWT tidak pernah memerintahkan keimanan kecuali disertai dengan tindakan
nyata. Maka berawal dari kenyataan
ini, Rasulullah SAW melakukan penguatan pengetahuan teoritis dengan aplikasi
praktis terhadap pengetahuan teoritis tersebut.
Balance in Capaity. Artinya sebagai seorang
pendidik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW adalah memberikan penugasan dan
menjelaskan sesuatu sesuai dengan kemampuan dan pemahaman yang dimiliki oleh
anak didik. Karena, tugas yang berlebihan akan menyebabkan seorang pendidik
tersebut dijauhi dan tugasnya pun akan ditinggalkan. Metode ini sesuai dengan
hadits Rasul
ﻓﺇﺫااﻣﺮﺘﻜﻡﺒﺷﻴﻰﻓﺃﺘﻮﻣﻨﻪﻨااﺴﺘﻄﻌﻄﻡ
” Jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian,
maka tunaikanlah sesuai dengan kemampuan kalian (yang paling maksiamal).
(H.R. Muslim)
اﻣااﻨﺖﺑﺣﺪﺚﻗﻮﻡﺣﺪﯾﺛاﻻﺘﺑاﻐﻪﻋﻘﻮﻠﻬﻡﺇﻻﮐاﻦﻠﺑﻌﻀﻬﻡﻔﺗﺑﺔ
” Kamu sekali-kal janganlah memberi
penjelasan kepada suatu kaum, penjelasan yang tidak bisa dijangkau oleh akan
mereka, kecuali akan menjadi fitnah bagi sebagian diantara mereka. (H.R. Muslim)
Righ
Treatment for diversity, Pendidikan islami memerlukan tindakan tepat
terhadap keragaman anak didik. Keragaman tersebut bias diklasifikasi
berdasarkan demografi. Rasulullah memberi perlakuan berbeda dalam mendidik
antara laki-laki dan perempuan, antara orang badui dan orang kota, antara orang
yang baru masuk islam dan orang yang sudah lama masuk islam. Sehingga jika
tepat dalam memberi perlakuan terhadap keragaman anak didik, apa yang disebut
adil akan terwujud dari pendidikan kepada anak didik.
Priority
& Thing First Thing, Kemampuan untuk membuat prioritas dan memilah yang
terpenting daripada yang penting. Itu
sangat diperlukan untuk dimiliki oleh pendidik. Prioritas dan mendahulukan hal
terpenting dalam proses pendidikan islami. Bererti menanamkan kebiasaan kepada
anak didik bertindak efektif dan efisien. Efektif artinya melakukan sesuatu yang
benar sedangkan efisien berarti melakukan sesuatu yang baik.
Rasulullah SAW, Bersabda:
“Memanfatkan
lima perkara sebelum (datang) lima perkara: masa hidupmu sebelum (datang)
matimu, masa sehatmu sebelum (datang) masa sakitmu, masa senggangmu sebelum
(datang) masa sempitmu, masa mudamu sebelum (datang) masa tuamu.” (H.R.
Tirmidzi)
Good Advice
for Good Time, Pendidik umat harus mampu memberikan konseling kepada anak
didik yang sedang masalah ataupun berbuat kesalahan fatal tanpa didasarinya.
Ada yang perlu diperhatikan dalam pemberian nasehat/ Advice kepada anak didik
yaitu kuantitas dan timing. Kuantitas maksudnya nasihat yang diberikan tidak
banyak namun terkontrol dalam pelaksanaan pada anak didiknya. Jika terjadi
pengabaian pada nasihat pertama, maka bias diberikan nasehat yang selanjutnya
dan lebih berbobot. Lantas, mengenai waktu/ timing penyampaian nasihat harus
tepat. Pemilihan waktu yang tepat saat memberikan nasehat akan memberikan dampak
perubahaan yang luar biasa kepada anak didik.
Achievement
Motivation, Motivasi berprestasi penting dimasukkan dalam proses pendidikan
islami karena mengandung dorongan positif yang kuat dari dalam diri manusia
berefek pada sikap dan tindakannya mengarah pada hal yang positif pula.
Sehingga kebajikan lebih dominan dan mampu melenyapkan keburukan sesuai degan
ayat al-Qur’an:
4 ¨bÎ) ÏM»uZ|¡ptø:$# tû÷ùÏdõã ÏN$t«Íh¡¡9$# 4 y7Ï9ºs 3tø.Ï úïÌÏ.º©%#Ï9 ÇÊÊÍÈ
…Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang
ingat. (Qs. Huud: 114)
Coercive and
Reward, Sanksi dan penghargaan bias dianggap sebagai upaya memotivasi anak
didik. Ada kalanya anak didik berbuat baik karena takut dihukum dan ada yang
memang menginginkan mendapat pujian dari gurunya. Sedangkan Rasulullah SAW mencontohkan
mengedepankan penghargaan ketimbang sanksi karena Allah SWT mengutamakan
menerima karena suka daripada karena takut. Menerima karena suka akan
memunculkan kerinduan untuk melakukan apa saja yang diperintahkan dengan lapang
dada.
Self Evaluation, Rasulullah mengajarkan kepada kaum muslimin
waktu itu dalam metode pendidikan yang beliau jalankan adalah evaluasi diri
(muhasabah). Anak didik yang selalu diajak untuk melakukan evaluasi diri dalam
keterlibatannya pada proses pendidikan islami akan memacu diri anak didik untuk
melakukan perbaikan sehingga akan didipatkan peningkatan performance (kinerja)
yang lebih baik lagi.
Sustainable Transfer, Pendidikan islami merupakan pembentukan
diri dan prilaku yang tidak bisa didapatkan dalam waku sekejap. Butuh
kesinambungan proses baik transfer maupun contoh terhadap hasilnya. Proses
pendidikan yang dilakukan Rasulullah juga berjalan dalam jangka waktu yang
tidak singkat. Waktu 13 tahun dihabiskan selama di Makkah dan dilanjutkan di Madinah
di sisa usia beliau hingga kembali ke haribaan tidak pernah berhenti untuk
terus dan terus mendidik umat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penjelasan singkat mengenai keteladanan Rasulullah SAW bagi pendidik umat
bisa menjadi belak untuk melakukan perbaikan mutu sikap dan pikir anak didik
sesuai dengan syari’at islam. Sebenarnya masih sangat luas sekali hingga tak
terhitung jumlahnya, keteladanan yang diberikan Rasulullah SAW. Tapi sekali
lagi, jika kita mau dan bertekad keras untuk memulai dari yan sedikit dulu namu
istiqamah dan ada peningkatan bertadap kelak kemudian hari dari apa-apa yang
telah dicontohkan Rasulullah, insya Allah akan menghasilkan kualitas anak didk
yang tidak diragukan lagi kehandalannya.
B. Saran
Apa yang kami buat ini mungkin masih banyak yang tidak lengkap atau jauh
dari kesempurnaan untuk lebih mengembangkan dan melengkapinya, kami memohon
kepada pemabaca untuk memberikan kritik dan sarannya untuk mendukung makalah
ini supaya lebih baik lagi untuk itu kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qur’an
al-Karim
Hadits imam Abu
Daud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar