Sabtu, 04 Februari 2012

Asal Usul Kemajuan Bangsa Barat



Pada awal kebangkitannya, Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat, karena ia harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan perang Islam yang sulit dikalahkan, terutama kerajaan Usmani yang berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain, mereka harus menembus lautan yang dianggap sebagai pembatas ruang gerak mereka (Stoddard, 1966:25). Setelah jalan melalui laut telah ditemukan oleh Cristoper Colombus (1492 M) menemukan benua Amerika dan Vasco da Gama menemukan jalam ke Timur melalui Tanjung Harapan (1498 M) benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan Eropa, maka Eropa tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam sehingga perdagangan maju di Eropa. Kemudian terjadilah perputaran nasib dalam sejarah seluruh umat manusia (Stoddard, 1966:26)[1].

Perekonomian bangsa-bangsa Eropa semakin maju, bahkan kemajuan mereka telah melampui kemajuan Islam yang sejak lama mengalami kemunduran. Teknologi perkapalan dan militer berkembang dengan pesat, sehingga Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan ke seluruh Dunia. Bahkan , satu demi satu negeri Islam jatuh ke bawah kekuasaannya sebagai negeri jajahan. Negeri-negeri Islam yang pertama dapat dikuasai Barat adalah negeri Islam di Asia Tenggara dan di Anak Benua India, kemudian negeri-negeri Islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Usmani[2], karena meskipun mengalami kemuduran, ia masih disegani dan dipandang masih cukup kuat untuk berhadapan dengan kekuatan militer Eropa waktu itu.

Dengan jatuhnya kerajaan Mughal ketangan Hindu, maka sempurnalah kemunduran Dunia Islam. sebaliknya Dunia Barat makin kuat dan suka menerkam Dunia Islam, karena itu satu persatu Dunia Islam dikuasai oleh Barat. Masa itu populer disebut zaman imprialisme, inilah masa arus balik pengaruh Islam di Eropa, sebab Islamlah yang menanghantarkan Brarat memasuki masa kebangkitan kembali (renaisans)[3]. Sedangkan Islam sendiri saat itu terperangkap dalam kemewahan dan kekuasaan belaka, sehingga lalai dalam mengembangkan kebudayaan dan peradabannya, serta penguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu dapatlah dikatakan bahwa kekalahan Dunia Islam pada zaman Tiga kerajaan besar itu disebabkan oleh keadaan dimana Dunia Islam mengabaikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam[4]

Dengan melemahnya kekuatan politik dan militer Islam maka lahirlah babak baru dalam sejarah Dunia Islam, yaitu babak penjajahan Barat terhadap Dunia Islam, sebagai counter gerakan Dunia Islam yang terwujud dalam gerakan sporadis dari setiap wilayah yang dijajah karena ingin merdeka, sebab kekuatan integratif maupun kordinatif yang mempersatukan Islam sudah tidak mendapat legitimasi dari masyarakat Islam. Sementara itu, masa depan Islam bertumpu pada sejauh mana kekuatan Islam melakukan perlawanan, kendati bersifat lokal. India ketika berada pada masa pemerintahan Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil pertanian.

Hal itu mengundang Eropa, yang sedang mengalami kemajuan berdagang kesana. Awal abad ke-17, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Tahun 1611 M, Inggris mendapat izin menanamkan modal, dan tahun 1617 M Belanda mendapat izin yang sama. Akhirnya, pada tahun 1899 M kesultanan Muslim Baluchistan jatuh di bawah kekuasaan India-Inggris, yang memang sebelumnya telah diincarnya. Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu dan menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan kekuasaannya di negeri ini. Hal ini dimungkinkan karena dibandingkan dengan Mughal, kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga dengan mudah dapat ditaklukkan.

Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di Semenanjung Malaya yang strategis dan merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah Samudera Pasai, di taklukkan Portugis tahun 1511 M. Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan Manguindanao, Kesultanan Buayan, dan Kesultanan Sulu. Bahkan, Abad ke-19 M, Inggris menguasai seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama. Sebagaimana di India, di Asia Tenggara kekuasaan politik negara-negara Eropa berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-20 M, ketika negeri-negeri tersebut memerdekakan diri dari kekuasaan asing. Ekspansi Barat ke Timur Tengah di mulai ketika Kerajaan Usmani mengalami kemunduran sementara Barat mengalami kemajuan di segala bidang, seperti perdagangan, ekonomi, industri perang dan teknologi militer.

Meskipun demikian, nama besar Turki Usmani masih disegani oleh Eropa Barat sehingga mereka tidak melakukan penyerangan ke wilayah-wilayah kekuasaan kerajaan Islam. Namun, kekalahan besar Kerajaan Usmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina tahun 1683 M menyadarkan Barat bahwa Kerajaan Usmani telah mundur jauh sekali. Sejak itulah Kerajaan Usmani berulangkali mendapat serangan-serangan besar dari Barat (Stoddard, 1966:26)[5]



[1] John J. Donohue & John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, Jakarta, PT Raja Grafindo : 1994. hal. 63
[2] Muradi, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang, Toha Putra : 1997, hal. 77
[3] Lothrop Stoddard, Dunia Baru Islam,1996,  hal. 32
[4] Aden Widjan, Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta, Safiria Insani Pers : 2007. Hal 15
[5] Badri Yatim, Sejarah Peradaban, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 50

Tidak ada komentar: